Monday, June 4, 2018

Dian Piesesha_Tak Ingin Sendiri



Sayankkk…janda pesekkkkk….capek za..habis bikin kue buat lebaran. Kamu kalau pinter bikin kue, berarti kamu janda kelahiran era tahun 60-an, yang pasti perjalanan hidup yang panjang telah kamu lalui. Memangnya kamu janda kenapa sayang. Ditinggal cari gacoan lagi sama mantan suami kamu za…hemmmm dasar lelaki brengsek..

Berarti cukup lama dong kamu menjanda, aduh kasihannnn deh. Pasti kamu ..sudah pada tuwir, en keriput lagi.

Jangan sedih sayang, pada tahun-tahun kamu masih remaja, pasti kamu suka menyanyi lagunya ning Dian Piesesha za… apalagi disaat itu, adalah waktu yang amat bersejarah. Yaitu awal-awal dari perjalanan lelaki kamu mulai nakal, jarang pulang ke rumah dan suka keluyuran malam.

Tetapi kamu ternyata wanita yang setia sayang, kamu dengan sabar menanti lelaki kamu yang sedang main gila, tak terasa bibirmu selalu melantunkan kata-kata “ Aku masih seperti yang dulu, menunggumu disini, kesetiaanku tak luntur dan hati kamupun telah rela kau korbankan”,….aduh aku jadi ikutan nangis sayang.

Sudah ah..ngapain jadi cengeng, dengerin saja ya, eh ambil lagunya disini. Tenang sudah aman kok, gak ada pak satpam lagi, soalnya sudah aku suap sama rokok sebungkus..he..he..

Dian Piesesha - Tak Ingin Sendiri

Aku masih seperti yang dulu
Menunggumu sampai akhir hidupku
Kesetiaanku tak luntur
Hati pun rela berkorban
Demi keutuhan kau dan aku

Biarkanlah aku memiliki
Semua cinta yang ada di hatimu
Apa pun kan ku berikan
Cinta dan kerinduan
Untukmu dambaan hatiku

Malam ini tak ingin aku sendiri
Ku cari damai bersama bayanganmu
Hangat pelukan yang masih kurasa
Kau kasih kau sayang

Aku masih seperti yang dulu
Menunggumu sampai akhir hidupku
Kesetiaanku tak luntur
Hati pun rela berkorban
Demi keutuhan kau dan aku

Biarkanlah aku memiliki
Semua cinta yang ada di hatimu
Apa pun kan ku berikan
Cinta dan kerinduan
Untukmu dambaan hatiku

Malam ini tak ingin aku sendiri
Ku cari damai bersama bayanganmu
Hangat pelukan yang masih kurasa
Kau kasih kau sayang

Fhoto   : wikiwand.com/id

Sunday, June 3, 2018

Janda tua di lorong pasar




Seorang wanita dengan pakaian yang begitu indah berjalan menghampiri seorang penjual telur, di sebuah lorong pasar. Kemudian dia bertanya pada penjual telur yang sudah tua,itu. (Penjual telur itu seorang janda yang gigih mencari nafkah untuk anak-anaknya)

 "Berapa harga telurnya?"
Penjual telur menjawab,
"Satu butir harganya Rp 2.500, Nyonya."
Wanita itu berkata,
"Saya mau mengambil 6 butir tapi dengan harga Rp 12.500 atau kalau ngga ya udah, ngga jadi beli."
Penjual telur menjawab,
"Baiklah, mungkin ini awal yang baik karena dari tadi tak ada satupun telur yang berhasil saya jual."

Wanita itu mengambil telur-telur tersebut dan berjalan dengan perasaan senang karena merasa bahwa dia sudah menang sama si penjual telur. Kemudian dia masuk ke dalam mobil mewahnya dan melanjutkan perjalanannya pergi ke sebuah restoran ternama bersama teman-teman sosialitanya.

Wanita dengan paras ayu dan bau harum itu bersama teman-temanya memesan apapun yang mereka sukai. Rupanya banyak sekali makanan yang dipesannya, padahal mereka cuma makan sedikit dan menyisakan banyak dari apa yang sudah dia pesan.

Sambil makan mereka berbincang tentang tempat hiburan, busana dan produk-produk kewanitaan yang kini tengah tren. Setelah dirasa cukup, kemudian wanita tersebut membayar tagihannya. Tagihannya sebanyak Rp 450.000. Dia memberikan uang Rp 500.000 dan berkata bahwa kembaliannya untuk sang pemilik restoran saja.

Kejadian seperti ini mungkin terlihat normal bagi pemilik restoran, tapi sangat menyakitkan bagi penjual telur si janda tua di lorong pasar tadi.
Intinya adalah: "Mengapa kita selalu menunjukkan bahwa kita punya kuasa ketika kita membeli dari orang-orang yang membutuhkan dan lemah ? Dan kenapa juga kita jadi dermawan kepada orang-orang yang bahkan tidak membutuhkan kedermawanan kita?"

Suatu ketika saya pernah membaca:
"Ayahku biasa membeli barang-barang remeh dari orang miskin dengan harga yang begitu tinggi, walaupun sesungguhnya dia tidak membutuhkan barang-barang tersebut. Kadang-kadang dia bahkan membayar lebihdari harga yang semestinya. Aku tertarik pada hal ini dan lantas bertanya mengapa dia melakukannya? Kemudian ayahku menjawab, 'Anakku, ini adalah sedekah yang terbungkus dengan harga diri.'"

Inilah sebuah kisah kehidupan yang perlu untuk kita renungi. Sebuah kedermawanan yang tertukar.

Semoga Tuhan. Selalu memberikan petunjukNya kepada kita ...
Aamiin..

Ilustrasi fhoto : Instagram.com

Saturday, June 2, 2018

Kakek doyan janda_Makin tua makin yahut




Pesekkkkk….lagi apa cayangku malam minggu begini, sendirian ya. Kasihannnnn deh elo. Dari pada BT sayangku, kita baca ini yuk, sang Super Hero Jawa..he..he..

Ibarat kisah cinta Habibi dan Ainun, Sukri (65) nama samaran, begitu amat terpukul ketika sang istri tercinta, sebut saja Leli (43), wafat terkena serangan jantung. Kesedihan begitu amat dirasakan olehnya, cinta yang begitu besar kepada Leli, membuat ia kehilangan separuh belahan jiwa. Namun, bukannya setia dengan tetap menjaga cinta, Sukri malah menikah lagi. Menikah dengan siapa pun dengan biaya berapapun memang hak masing-masing, tapi kalau nikahnya berkali-kali, bisa dibilang sih namanya tua-tua keladi. Makin tua makin jadi alias doyan kawin.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari istri kedua, sebut saja Minah (31), Sukri sudah tiga kali ganti istri. Entah apa yang terjadi, setiap menjalin rumah tangga, Sukri merasa tidak cocok dan selalu mudah tertarik dengan wanita lain. Bagi masyarakat sekitar, bukan lagi hal aneh jika Sukri memang suka curi-curi perhatian kepada setiap wanita di kampung. Namun capernya itu bukan cuma kepada janda, tapi perawan juga. Hmmmm, Kang Sukri ini ya kayaknya terinspirasi dari lagu Mbak Anggun ya, tua-tua keladi, makin tua makin jadi.

Mari kita mulai kisah cinta Sukri dari istrinya yang kedua, sebut saja Popi (40), ia adalah janda beranak dua. Semenjak cerai dengan sang suami, Popi hidup seorang diri dengan berjualan sayuran di pasar. Waktu itu Sukri memang sedang terpuruk, sekira satu bulan semenjak istrinya meninggal, Sukri sudah mulai bertingkah seperti lelaki normal pada umumnya. Lah, memangnya Kang Sukri enggak normal, Teh?

“Maksudnya ya dia mulai bisa ketawa-ketiwi dan mau ngobrol sama orang, sebelumnya enggak bisa, mukanya muram terus,” kata Minah saat ditemui Radar Banten di rumahnya.

Hingga akhirnya Sukri bertemu dengan Popi. Pada pandangan pertama, ia sudah langsung bisa merasakan getaran di dada. Sejenak semua kisah pilu masa lalu hilang terbawa angin yang melintas siang itu. Singkat cerita, Sukri sudah berani main ke rumah, bertemu dengan anak-anak dan sanak keluarga. Seperti tanpa beban, Sukri langsung mengajak menuju pelaminan. Popi yang masih betah hidup sendiri pun kaget dengan pernyataan Sukri, tapi, sebagai wanita ia tak bisa berbuat banyak, apalagi ketika saudara dan tetangga terus-menerus menekan agar menerima ajakan Sukri. Ya sudah, pernikahan pun terjadi.

Dua tahun membangun rumah tangga, mereka dikaruniai satu anak. Sukri menjadi suami yang baik bagi Popi. Bisa dibilang, Sukri memang termasuk lelaki penyayang wanita. Pokoknya, jika dilihat dari caranya memberi perhatian, Sukri memang pandai menciptakan kenyamanan. Tapi, lantaran masalah ekonomi yang semakin hari semakin mencekik, Sukri tak bisa menahan diri untuk tidak meninggalkan Popi. Pekerjaannya yang hanya sebagai buruh, terkadang juga menjadi supir sewaan, membuat ekonomi keluarga morat-marit, akhirnya mereka pun bercerai.

Entah bagaimana kabar Popi saat ini, yang jelas setelah cerai, bebannya bertambah seiring dengan kondisinya sebagai janda beranak tiga. Duh, Kang Sukri kok bisa begini ya? Ibarat pepatah sih, habis manis sepah dibuang.

Cerita pun berlanjut, kini giliran Minah, sang istri ketiga yang juga awalnya seorang janda. Meski punya anak satu, sang anak ikut dengan mantan suaminya yang kini sudah beristri, soalnya dulu nikah karena kecelakaan alias hamil duluan, ujung-ujungnya cerai juga deh. Weleh-weleh.

Di antara ketiga istri Sukri, Minahlah yang paling muda. Saat itu usianya masih dua puluh lima. Tentu bodi dan parasnya juga masih kencang dan menggoda. Itu menurut pengakuan Minah, ya! Lantaran orangtua menanggung malu akibat kisah masa lalu Minah, akhirnya mereka justru menjodohkan anaknya dengan Sukri, sang duda tua bangka.

Awalnya Minah menolak. Ya wajar saja, wanita yang masih ingin hidup senang-senang itu, harus dipaksa menikah dengan duda. Mending duda kaya, ini biasa saja, pikirnya. Tapi, karena desakan orangtua, Minah tak bisa membantah. Pasrah dengan keadaan, akhirnya mereka pun menikah. Meski tetap dengan tingkahnya yang cuek terhadap Sukri, apalah daya seorang istri, toh jika sudah dipinang, apa pun semua tergantung suami. Begitulah akhirnya, setelah dua bulan menjalani hidup bersama, Minah mulai menerima Sukri dengan setulus hati.

“Ya meski tua, tapi kalau urusan ranjang, dia memang jagonya!” kata Minah. Hmmm, ketagihan ya Teh! Ada yang terkenang-kenang nih sepertinya.

Di awal pernikahan, mereka hidup bahagia, seperti yang dijanjikan Sukri, ia akan menuruti semua permintaan Minah. Mulai dari membeli make up, baju baru, jalan-jalan ke mal dan lain-lain, semua dilakukan demi membahagiakan istri tercinta. Anehnya, ada saja uang untuk membiayai itu semua, padahal penghasilan saja pas-pasan. Itulah hebatnya Sukri, selalu bisa membuat wanita nyaman saat bersamanya.

Pada tiga bulan selanjutnya, Sukri mulai menunjukkan sikap aneh. Tidak seperti biasanya, Sukri menjadi pendiam. Lebih tepatnya sih tak peduli gitu terhadap Minah. Selidik punya selidik, rupanya Sukri sedang dekat dengan Marni, janda kampung yang baru saja ditinggal mati suami. Alamak, sudah kecantol lagi aja.

“Padahal baru tiga bulan, harusnya tuh kita lagi mesra-mesranya, eh kenapa dia malah sibuk mesra-mesraan sama wanita lain? Janda lagi!” curhat Minah. Yah ini sih namanya janda teriak janda dong?

“Tapi kan saya mah janda muda, bukan janda tua kayak selingkuhan dia. Cuma menang semok doang, saya juga bisa,” tukasnya. Uuuuuuh, kalah bohai nih ye. Si Teteh bawaannya emosi kayaknya.

Kekecewaan Minah semakin bertambah ketika ia positif hamil. Masalahnya, Sukri yang seharusnya senang mendengar kabar baik ini, nyatanya hanya bersikap dingin, seolah tidak ada sesuatu yang terjadi. Itulah yang membuat Minah semakin sedih. Aroma keretakan rumah tangga sudah mulai ia rasakan, hal itu diperkuat dengan tingkah Sukri yang kerap pulang malam. Ketika ditanya, alasannya kerja. Padahal main ke rumah janda.

Dua minggu setelah kelahiran sang anak, Sukri tega menyakiti Minah dengan mengatakan, ia ingin menikah lagi. Ia meminta persetujuan Minah untuk punya istri dua. Bukan kepalang deritanya, tak sanggup menahan emosi, akhirnya Minah minta cerai. Ibarat dapat durian jatuh, Sukri pun menceraikannya. Yah itu sih memang maunya.

“Daripada saya dimadu, mending cerai saja, enggak sudi kalau harus berbagi suami!” pungkasnya.

Tiga minggu pasca perceraian, terdengar kabar Sukri sudah menikah lagi dengan janda kampung sebelah. Apalah daya, Minah hanya bisa menitikkan air mata saat sang suami mengkhianati.

Duh, sabar ya Teh Minah! Semoga Kang Sukri sadar akan perbuatannya dan cepat bertaubat. Amin. (daru-zetizen/zee/ags/RBG)

Sumber     : .radarbanten.co.id
Fhoto        :  zimbio.com - agefotostock.com - 20min.ch/ro/news/

Friday, June 1, 2018

Janda Bodong_Riana Oces




Sayang…kamu janda bodong ya, kata teman-teman di google janda bodong itu janda tidak ada suratnya. Bingung juga nih sama kamu, aku takut kalau aku ajak jalan-jalan nanti kena tilang, kamu kan tidak dilengkapi surat-surat hadoew..bagaimana ya.

Begini saja deh, kamu aku ajak hidup di hutan saja. Yang penting kita berdua bahagia sayang. Hidup bersama mati sendiri-sendiri tentunya. Ayo sayang dari pada sedih mikirin nasib, kita download lagu janda bodong saja disini. Ha..ha..ha...ternyata gak boleh sek, lagu janda bodongnya gak boleh dibagi-bagi, punya hak cipta. Kita main belakang saja yuk, kamu ambil disini saja. Semoga tidak kepergok pak satpam. Makanya do'a dulu biar lancar. Joget yuk sampai pagi, yang penting hepi.

Janda Bodong

Suamiku tergila-gila janda muda beranak tua
minta ijin berpoligami, aku tak sudi

gara-gara tak mau dimadu, kau pergi meninggalkanku
tak pernah pulang-pulang lagi, ku sakit hati

bilang tak berani, kau tiru cara sensasi
kau talak, kau cerai diriku lewat sms
mana kejantananmu, mana hati nuranimu
kau buang diriku bagaikan baju rombeng

reff :

aku si janda bodong, suami minggat kecantol kalong
istri bukan, janda bukan, statusku digantung-gantung
aku si janda bodong, surat cerai kosong melompong
istri bukan, janda bukan, nasibku digantung-gantung

janda bodong, janda bodong, korban egonya lelaki
janda bodong, janda bodong, korban poligami

gara-gara tak mau dimadu, kau nekat pergi meninggalkanku
tak pernah pulang-pulang lagi, ku sakit hati

bilang tak berani, kau tiru cara sensasi
kau talak, kau cerai diriku lewat sms
mana kejantananmu, mana hati nuranimu
kau buang diriku bagaikan baju rombeng

aku si janda bodong, suami minggat kecantol kalong
istri bukan, janda bukan, statusku digantung-gantung
aku si janda bodong, surat cerai kosong melompong
istri bukan, janda bukan, nasibku digantung-gantung

janda bodong, janda bodong, korban egonya lelaki
janda bodong, janda bodong, korban poligami

Fhoto   : Instagram - dailymotion.com/video

Dian Piesesha_Tak Ingin Sendiri

Sayankkk…janda pesekkkkk….capek za..habis bikin kue buat lebaran. Kamu kalau pinter bikin kue, berarti kamu janda kelahiran era t...